Pages

Thursday, June 13, 2013

Sudut Pandangku teruntuk @MATA NAJWA episode "GENERASI BERSIH"

Assalamualaikum warahmatullahiwabarakatuh , Salam sejahtera untuk kita semua
Apa kabar para sahabatku? Semoga selalu sehat wal afiat dan tetap semangat dalam menjalani hidup ini , aamiin 

Apa yang ada di benak kalian ketika mendengar kata "KORUPSI" atau "KORUPTOR" ? Apakah akan muncul gambaran tikus yang sedang makan uang , seperti gambar di bawah ini : 




Tak bisa kita pungkiri memang korupsi di Indonesia bisa di bilang merajalela , bukan hanya para pejabat saja , mungkin dari segala aspek poleksosbudhankam ( politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan) ada segelintir "oknum" yang melakukan korupsi. Ini bukan "suudzon" -berburuk sangka- ya , tapi memang kenyataannya seperti itu adanya. 

Pasti tanya kenapa kok tema pembahasannya menjurus ke ranah yang serius seperti ini, tentang korupsi pula, hehehhe. Ini ada sangkut pautnya dengan program acara favoritku di Metro TV yaitu MATA NAJWA, sempat dulu aku pernah beropini tentang tanyangan Mata Najwa episode "Penjara Istimewa". Dan sekarang sudut pandangku melirik tajam di episode "GENERASI BERSIH" yang mengudara pada hari Rabu tanggal 12 Juni 2013 pukul 21.30. Dari temanya saja sudah memikat hati "Generasi Bersih" , ini dikaitkan dengan problematika 'korupsi" di Indonesia. Memang diharapkan Indonesia bisa 'lepas, bebas , lenyap" dari korupsi dan memulai  "Generasi Bersih" dari sekarang. 

Dalam episode kali ini , Mata Najwa secara khusus roadshow di Universitas Airlangga, Surabaya dengan menghadirkan 4 narasumber yang cethar membahana . Mereka adalah Mahfud MD (Mantan ketua Mahkamah Konstitusi) ,  Bambang Widjojanto ( Wakil ketua KPK), Pandji (Presenter & Comic) , dan Sudjiwotejo (Seniman). Tak lupa , sang pembawa acara Najwa Syihab yang dengan kece badai melontarkan pertanyaan-pertanyaan dengan gaya bahasa yang tajam, lugas, dan berkelas.

Mahfud MD
Sesi tanya jawab tentang Korupsi dan "Generasi Bersih" sangat menarik untuk dikaji. Sebagai contohnya , ketika Pak Mahfud MD berkata 
“Kalau ada yg punya bukti, ada yang kasih saya uang untuk menangkan perkara, silahkan laporkan saya ke KPK” .
Nampak jelas bahwa beliau berani untuk di periksa apabila ada bukti tentang suap menyuap untuk memenangkan sebuah perkara. Sepanjang karir beliau mengabdi di dunia politik dan pemerintahan ini , tak ada secuilpun kasus korupsi yang menerpanya. Bisa dibilang beliau bersih dari korupsi. (semoga) .



Bambang Widjojanto
Menengok beberapa jawaban dari Wakil ketua KPK , Pak Bambang Widjojanto , yang bercuap-cuap seperti berikut ini :
“Korupsi zaman sekarang masuk tahap fase ‘reproduksi’ dalam keluarga. Bapak, ibu, anak sama-sama melakukan korupsi.”

“Sistem pencetak koruptor, salah satunya rekrutmen politik karena di dalamnya terjadi proses transaksi”

“Bagaimana mungkin bisa menghasilkan orang baik? kalau sistemnya tidak ada”

“Koruptor kalau dilaporkan dan tahu siapa yang melaporkan, akan balik melapor. Itu strategi koruptor”

Dalam kacamata sudut pandangku sebagai masyarakat awam yang tidak berkecimpung langsung dalam politik dan pemerintahan, menilik pernyataan dari pak Bambang, dapat disimpulkan bahwa dinamika persoalan korupsi semakin kompleks dan beraneka ragam wujudnya. 


Sudjewotejo
Paling kece badai itu ketika mbah Sudjewotejo mulai bersuara. Secara beliau kan seorang seniman yang biasanya komentarnya agak "nyleneh" tapi "berbobot" , seperti berikut ini:

“Indonesia tanpa pancasila tidak punya dasar, tapi Indonesia tanpa Mata Najwa kehilangan pandangan”

”Masalah korupsi sudah gila-gilaan, orang jujur kok jadi tontonan? Ini negeri sudah sakit”

Untuk komentar pertama memang sebuah analogi Pancasila dan Mata Najwa. Disini terlihat terpampang nyata bahwa mbah Sudjewotejo sangat mendukung program Mata Najwa yang selalu menghadirkan tema dan pembahasan yang mengubah pandangan publik tentang tema tersebut. Sebagai contohnya ya tema sekarang ini tentang "Generasi Bersih".


Pandji
Selain itu,dengan gaya yang khasnya Bung Pandji berkicau tentang opininya mengenai "Korupsi" , antara lain :

“Zaman dulu bukan tidak ada korupsi, tapi tiap kali ada yang mau beritakan, antara orangnya hilang atau medianya dibredel”

Nah, kalian ingatkah "zaman dulu' yang dimaksud itu jaman apa??? Yapss, bener banget , itu zaman waktu orde baru (tahu lah ya yang memimpin waktu itu siapa?), hehehhehe. Lanjut lagi yuk , kita simak pernyataan Bung Pandji selanjutnya:


“Ketika lihat berita korupsi harusnya kita tepuk tangan, artinya korupsinya ketahuan dan diberitakan. Ada perlawanan terhadap korupsi"

Oke kita tepuk tangan dulu yukk, prokk prokk prokk . Secara , akhir-akhir ini kita sering dicekok'i ( di beri) suguhan berita tentang korupsi yang tiada hentinya menghiasi ranah pertelevisian Indonesia, dari korupsi Bank Century, Korupsi Wisma Atlet Hambalang, Korupsi Simulator SIM, Korupsi Pengadaan AL-Quran, sampai yang lagi ng'hitz nih ya Korupsi Impor Daging Sapi. Dengan bebasnya media mengekpos berita tersebut (zaman sekarang) , sehingga kita sebagai masyarakat bisa tahu bagaimana perkembangan kasusnya dan seperti apakah kinerja KPK.

Nah ini dia nih sebagai tamparan (plak, plak, plak) untuk kita sebagai generasi muda , ini pesan dari Bung Pandji :
“Banyak generasi muda bermental majikan, menganggap untuk beresin korupsi urusan pemerintah atau KPK”

“Karena banyak anak Indonesia hanya tau Indonesia dari berita TV dan koran saja. Sedangkan berita yang ada rata-rata buruk”

“Agar tahu Indonesia yang sesungguhnya, cari tahu, jelajahi dan lihat Indonesia dengan mata kepala sendiri. Indonesia itu luar biasa”

Okesip deh Bung Pandji, sebagai generasi muda kita sebaiknya tidak hanya menyalahkan KPK ataupun pemerintah yang belum bisa memberantas korupsi di tanah air ini. Perlu adanya sinergi kebersamaan dengan berbagai aspek untuk menjadikan Indonesia bebas korupsi. Jangan hanya melihat Indonesia dari kacamata negatif saja. Seyogyanya kita telaah bersama esensi negara Indonesia yang keren ini. Kita harus bersama-sama menyongsong Indonesia menjadi negara yang adil, makmur, sejahtera, tanpa korupsi. Mungkin ajakan ini terdengar , ehhh terbaca agak klise . Tapi apa salahnya sebagai warga negara kita berhak dan berkewajiban untuk berusaha menjadikan negara Indonesia ini menjadi lebih baik lagi. 

Yang paling aku tunggu di sesi akhir acara, Najwa Syihab memberikan pandangan tentang tema "Generasi Bersih" , ya bisa dibilang ini sebuah kritikan dalam bentuk puisi yang menyetrum hati siapa saja yang mendengarnya/ membacanya (termasuk hatiku ikut tersetrum)

Di negeri yang penuh muslihat, korupsi seolah jadi perkara lumrah
Perburuan menjadi orang kaya, seolah hobi para Abdi Negara

Korupsi merajalela tanpa henti, dicontohkan pejabat silih berganti
Atas nama partai bahkan agama, korupsi selalu menemukan justifikasi
Mari berani melawan, menolak korupsi menjadi kewajaran
Menjaga negeri di ambang ambruk, mengawal penegak hukum yang hampir bangkrut
Menjadi lapisan generasi baru, yang punya rasa malu dan tabu jadi benalu

Episode "Generasi Bersih" menggelitik otak dan hatiku untuk lebih peka terhadap kasus korupsi yang ada di Indonesia ini. Semoga kinerja KPK tetap T.O.P B.G,T dalam memberantas ataupun menangani kasus korupsi. Dan diharapkan akan adanya kesadaran dari berbagai pihak di segala aspek lapisan masyarakat Indonesia yang saling bahu membahu untuk melawan dan memberantas korupsi. 

Sekian sudut pandangku tentang program "Mata Najwa" episode "Generasi Bersih".  Semoga bermanfaat.Terimakasih.

Wassalamualaikum warahmatullahiwabarakatuh.


No comments:

Post a Comment